REVOLUSI BELAJAR
Ganesha Operation menjadi satu-satunya bimbel yang
menggunakan konsep Revolusi Belajar dalam kegiatan pembelajaran siswa.
Dengan konsep ini semua pembelajaran di Ganesha Operation ditujukan
untuk optimalisasi otak kiri dan otak kanan
Sudah bukan rahasia bahwa Tuhan YME
memberi otak yang sangat hebat pada setiap manusia. Otak yang terdiri
dari trilyunan neuron tersebut mampu menangkap informasi yang begitu
banyak. Para pakar mengatakan tidak mungkin otak manusia penuh meskipun
setiap detik dijejali ribuan informasi. Namun kebanyakan orang baru
menggunakan otaknya rata-rata 1% dari kemampuannya. Bahkan dikatakan
oleh beberapa literatur, Albert Einstein yang kejeniusannya sudah tidak
terbantahkan baru memakai sekitar 8% dari kemampuannya. Dapat
dibayangkan jika setiap siswa Indonesia bisa meningkatkan kemampuannya
sebanyak 7% dari semula saja, akan banyak Einstein Indonesia yang negara
ini punya. Untuk itulah Ganesha Operation menggunakan Revolusi Belajar
akan kemampuan otak kiri dan otak kanan siswa menjadi optimal.
OTAK MANUSIA
OTAK MANUSIA
Lalu bagaimana cara mengoptimalkan otak manusia?
Perlu kiranya mengetahui cara berpikir otak manusia agar bisa
mengoptimalkan kemampuan berpikiri manusia. Otak manusia yang terdiri
dari dua belahan itu, yang sering disebut Otak Kiri (OKI) dan Otak Kanan
(OKA), mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
Otak kiri lebih banyak digunakan untuk menganalisis, berpikir logis,
dan belajar secara urut atau detail. OKI akan lebih mudah menerima
informasi dalam bentuk angka dan tulisan. Namun, otak kiri akan
menyimpan informasi yang ia terima dan informasi yang ia simpan bersifat
short term memory. Itulah alasan banyak siswa yang mudah lupa akan
pelajaran yang ia terima bila hanya dominan diberikan dalam bentuk angka
dan tulisan.
Otak kanan lebih banyak digunakan untuk berpikir kreatif/imajinatif.
Berbeda dengan otak kiri yang berpikir secara urut dan detail, otak
kanan lebih suka berpikir secara acak dan menyeluruh (holistik). Segala
hal yang melibatkan emosi atau perasaan seperti rasa cinta, benci,
rindu, dan bahagia diolah di belahan otak ini. Jika otak kanan sudah
memroses suatu peristiwa dan ia senang, maka kita pun juga mengatakan
senang. Karena otak kanan lebih suka gambar dan musik, maka seringkali
orang akan merasa
.
senang jika ia diperdengarkan lagu yang
sesuai atau orang diperlihatkan gambar yang indah. Penyimpanan otak
kanan jauh lebih lama dibandingkan otak kiri karena otak kanan bersifat
long term memory.
Dengan memperhatikan teori di atas, maka
pembelajaran akan lebih menyenangkan dan lebih menarik jika dilibatkan
otak kanan. Itulah alasan di Ganesha Operation, setiap pembelajaran
menggunakan metode yang melibatkan otak kanan dengan tetap mengikutkan
otak kiri karena dalam pembelajaran logika berpikir siswa tetap harus
diasah.
KONSEP THE KING
Motto Ganesha Operation “The King of The Fastest
Solution” sudah banyak dikenal oleh masyarakat. Begitu terkenalnya
sehingga ketika siswa diajarkan penyelesaian suatu soal dengan cara yang
lebih sederhana, lebih cepat, dan tetap tepat siswa menyebut konsep
“The King”.
Konsep The King adalah methode
menyelesaikan sebuah persoalan dengan cara yang tepat dan tepat.
Methode ini sudah dikaji dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan
secara ilmiah. Di dalam kelas siswa tetap diajak bersama untuk menemukan
cara yang lebih sederhana untuk menjawab secara mudah. Karena prosesnya
yang tidak serta merta siswa diberi sebuah persamaan, namun siswa
diajak untuk menemukan (proses inquiry), maka banyak kalangan yang
memuji tentang methode The King ini. Konsep ini juga sesuai dengan
Revolusi Belajar karena dalam menemukan konsep ini, siswa diajak untuk
berpikiri secara menyeluruh terlebih dahulu. Tentu secara logika otak
kiri akan banyak dilibatkan dan proses berpikir yang menyeluruh ini akan
melibatkan otak kanan.
Konsep The King sebenarnya tidak hanya
bagaimana caranya mengerjakan soal dengan tepat dan cepat saja. Banyak
hal yang harus siswa ingat sebelum ia menyelesaikan soal seperti
mengingat teori atau mengingat item-item tertentu. Di Ganesha Operation,
siswa juga diajarkan teknik mengingat seperti methode Chunking, Pasak
Lokasi Tubuh, Pasak Lokasi Rumah, dsb.
METHODE CORNEL
Methode Cornel adalah teknik mencatat dengan
memanfaatkan ruang kosong di 1/3 halaman sebelah kanan atau sebelah kiri
halaman buku diktat (di Ganesha Operation dinamakan Buku Koding). Buku
Koding yang dibagikan ke siswa dirancang ada ruang kosong di sebelah
kiri atau sebelah kanan tulisan yang digunakan untuk catatan siswa.
Secara ekonomis tidak menguntungkan karena ongkos cetak menjadi lebih
mahal, namun itu adalah komitmen Ganesha Operation untuk memberikan
methode pembelajaran yang melibatkan otak kiri dan otak kanan.
Methode Cornel menjelaskan bahwa ketika
guru mengajar, siswa sebaiknya membuat kesimpulan dari yang diajarkan
tersebut di ruang kosong itu dekat dengan teori yang sesuai dengan yang
diajarkan oleh guru. Catatan sebaiknya bukan linier yang hanya dominan
otak kanan. Sebaliknya, catatan tersebut sebaiknya berupa gambar-gambar.
Gambar yang dibuat oleh siswa tidak harus sesuai dengan teori tersebut
namun gambar harus bisa mencatolkan apa yang dijelaskan di memori siswa.
GRAFIK VON RESTORFF (BREAK)
Von Restorff menjelaskan bahwa jika sesorang diberi
informasi yang serial maka jika ia ingin mengulang kembali informasi
itu, ia akan mudah mengingat di bagian awal dan akhir saja. Akibatnya
jika ada informasi yang diberikan ke siswa di dalam kelas, siswa akan
mudah menyerap informasi di awal dan di akhir pelajaran. Dengan kata
lain akan ada informasi yang hilang dan tidak terserap oleh siswa, tentu
jika ini terjadi pembelajaran menjadi tidak efektif.
Agar informasi yang tidak terserap menjadi
lebih kecil diadakanlah “break” di pertengahan pelajaran. Break
berlangsung sekitar lima menit dan siswa dialihkan perhatiannya ke hal
lain selain pelajaran. Dalam lima menit break ada kegiatan senam otak,
motivasi bagi siswa, atau cerita yang bisa
menambah segar suasana. Pemberitahuan break
sudah dilakukan pengajar sebelum pelajaran dimulai sehingga menjelang
break siswa akan menjadi lebih bersemangat. Dengan adanya break ini
informasi yang diserap akan semakin lebih banyak meskipun pola
penyerapannya tetap sama.
MINDMAP
Mindmap dipopulerkan oleh Tony Buzan di sebuah acara
Televisi BBC yang berjudul “Use Your Head”. Saat ini sudah banyak
digunakan oleh berbagai instansi untuk mencatat, menuangkan ide,
brainstorming ide, dll untuk mengganti catatan linier. Mindmap adalah
teknik mencatat yang sesuai dengan cara kerja otak yang berpikiri secara
memancar (radiant thinking). Makanya, dalam teknik mencata mindmap
suatu ide pokok digambarkan di bagian tengan sedangkan pancaran
pemikirian tentang ide itu digambarkan memancar.
Di Ganesha Operation siswa diajarkan
mencatat dengan Mindmap tersebut dengan harapan sewaktu siswa mencatat
pelajaran ia manfaatkan kemampuannya itu menggantikan pencatatan secara
linier.
Mindmap dikatakan lebih efektif
dibandingkan catatan linier karena beberapa hal a.l : membuat
konsentrasi, kreativitas, daya ingat, dan pemahaman semakin meningkat,
pemecahan masalah menjadi lebih mudah, dan pengambilan keputusan menjadi
lebih berkualitas.
MUSIC CLASSIC
Pada umumnya pelajaran disajikan dengan angka dan
kata-kata yang notabene merupakan tugas otak kiri. Pemberian materi
seperti ini mengakibatkan otak kanan tidak terlibat dalam pembelajaran.
Akibatnya suasana akan membosankan dan tidak menyenangkan. Otak kanan
akan berusaha untuk mencari “kesenangannya” yang salah satunya
berimajinasi. Siswa menjadi mudah kehilangan konsentrasi dan susah untuk
mengikuti pelajaran tersebut.
Untuk itulah di setiap kelas Ganesha
Operation dilengkapi dengan Audio Line yang digunakan untuk
memperdengarkan musik klasik kepada siswa. Musik diperdengarkan dengan
suara yang tidak terlalu keras namun cukup untuk didengar siswa sambil
mendengarkan penjelasan dari pengajar. Musik hanya berhenti saat Break
atau setelah jam pelajaran berakhir.
0 komentar:
Posting Komentar